
Kamis 01 Mei 2025 sebuah peristiwa yang tidak disangka telah terjadi . Kelam duka menyelimuti keluarga suku auye. Kisah yang memilukan itu terjadi berawal dari almarhum Matias Unipa hendak menuju kota Nabire dari kampung halaman tercinta. Dengan menggunakan speed boat almarhum membawa istri serta ke-5 orang anak kandungnya. Meski perjalanan sungai yang cukup berbahaya tidak menjadi penghalang untuk niatnya membawa mereka.
Sekitar 1 jam kemudian, baru saja mereka melewati kampung suku keuw perahu mereka menabrak busung pasir dan Terhempas terbalik. Ibu dan ketiga orang anak berhasil selamat melalui cara-cara tragis sedangkan almarhum dan kedua anak hilang lenyap dibawa arus yang deras.
Sekitar setengah jam perahu berikut yang tadinya bersamaan berangkat dari kampung Taumi namun mampir dulu di sebuah kampung, datang dan kaget melihat perahu yang di depannya tadi ternyata sudah dipenuhi air tanpa penumpang .Lalu mereka berusaha mencari dan menemukan empat orang dalam keadaan selamat. Dan mereka terus mencari untuk menemukan Ketiga orang yang lain namun belum berhasil menemukannya. Setelah mendengar info kecelakaan itu maka Yayasan berkat yang berkolaborasi dengan GKRI Shalom Nabire segera mengirim sebuah perahu motor dari kota Nabire untuk ke lokasi kejadian demi terlibat mencari dan juga menggerakkan sebuah perahu motor Yayasan lagi yg ada di kp Taumi juga untuk segera ke lokasi kejadian. Masyarakat Kampung Tetangga yakni Kampung Tanah merah dan kampung Keuw pun datang turut membantu pencarian tetapi masih nihil.

Upaya pencarian dilakukan selama 6 hari oleh masyarakat ketiga kampung tersebut yg didampingi Yayasan berkat/ GKRI tetapi ketiga korban tetap tidak ditemukan sehingga pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2025 keluarga duka ikhlas untuk penc.arian dihentikan dan menutupnya melalui doa pengucapan syukur yang dipimpin oleh majelis gkri Shalom Taumi.
Dan meski upaya pencarian dianggap sudah selesai tetapi keluarga korban dan masyarakat berharap masih dapat menemukan ketiga korban ke depannya. Harapan ini sedikit memuaskan dimana pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2025 masyarakat mendapat kabar jika pada hari Sabtu tanggal 10 Mei sekitar jam 05.00 sore sesosok jenazah yang diduga almarhum Matias Unipa ditemukan oleh beberapa masyarakat totoberi yang kebetulan lagi dalam perjalanan mencari ikan. Karena mengingat hari Minggu dan bahan bakar yang tersisa sedikit sehingga keluarga memutuskan untuk menunggu tim SAR yang dipimpin kepala distrik wapoga untuk dapat membawa korban dari rawa-rawa dekat muara sungai untuk dibawa ke Kampung Taumi agar dimakamkan. Masyarakat memutuskan itu berdasarkan info yang mereka terima. Namun pada hari Senin pagi tanggal 12 Mei dan 25 dia Perahu dari kampung taumi segera turun ke lokasi almarhum ditemukan dengan sudah menyiapkan dua langkah yaitu apabila jenazah sudah tidak dapat dibawa ke kota maka akan dikuburkan di lokasi ditemukan. Tetapi jika jenazah masih mampu di bawah maka keputusan terbaik adalah membawa dan menguburkannya di kota Nabire sebab itulah jarak yang terdekat. Ketika sampai di tempat temuan dan menganggap jenazah masih layak di bawah ke kota sehingga dengan membungkusnya menggunakan tenda masyarakat membawa ke arah muara sungai untuk menuju kota. Di muara sungai mereka bertemu dengan tim Sar dan akhirnya tim sar pun ikut kembali menuju kota Nabire. Setibanya di pelabuhan samabusa dilakukan prosesi singkat di mana tim SAR menjemput dan memasukkan jasad ke dalam kantong jenazah kemudian dibawa ke mobil sar yang ada dan di bawah ke titik lokasi tempat masyarakat berkumpul. Dan dengan Sigap tim majelis gkri Shalom Nabire segera mengadakan doa penyambutan dan membeli sebuah peti besar sesuai dengan ukuran jenazah yang sudah melebar dan kemudian melanjutkannya dengan ibadah pemakaman di pekuburan samabusa.

Selesai liang lahat tertutup rapi dan sebelum meninggalkan lokasi pekuburan, Pdt. Sir John Bani, S. Th yg memimpin ibadah pemakaman sekaligus sebagai ketua Yayasan Berkat dan gembala GKRI SHALOM NABIRE menyampaikan ucapan Terima kasih kepada masyarakat Kp Keuw, tetangga dari kampung Taumi yang begitu dominan di depan dalam mencari tiga korban hilang. Juga ucapan yang sama disampaikan kepada keluarga Kp Tanah Merah. Terlebih ucapan terimakasih yg dalam bagi keluarga Totoberi yang menemukan jasad almarhum di daerah rawa-rawa sungai poronai dan setia menjaga selama dua malam sampai tibanya keluarga almarhum untuk menjemputnya. Serta ucapan terimakasih tak lupa disampaikan kepada Bpk kepala distrik wapoga serta tim SAR yang telah ikut menjemput jasad almarhum ke muara sungai poronai.
Kita semua telah melakukan yang terbaik dan Tuhan melihatnya.
Setelah penguburan di majelis bersama dengan masyarakat kembali ke titik Kumpul yakni Pelabuhan troas / pelabuhan misi dan menutup semua rangkaian duka melalui doa singkat.
Peristiwa duka lara ini hanya bisa diterima sebagai bagian dalam kedaulatan Tuhan

Namun hal yang perlu menjadi hikmahnya ialah kepedulian akan alat bantu keselamatan perlu diperhatikan oleh semua orang terkhusus bagi yang biasa melewati sungai poronai yang berair deras itu.
Sebagai pribadi hamba tuhan dan lembaga gereja GKRI Shalom/yayasan berkat yang sudah mendampingi masyarakat selama 23 tahun ikut merasakan duka yang mendalam sekaligus semakin terpanggil untuk terus menyiapkan masyarakat termasuk dalam hal edukasi perjalanan melalui sungai berair deras. Gereja/yayasan sudah melakukan namun belum ada kesadaran selayaknya tetapi akan terus meningkatkan pembinaannya.
Tuhan berkati