
Dalam Pimpinan Tuhan kegiatan Mission Trip tanggal 16 sd 20 Desember 2024 ke ketiga Kampung Sasaran telah dapat dilaksanakan dengan baik.
Bertolak dari latar belakang dan tujuan Mission trip sebagai berikut :
A. LATAR BELAKANG

Pelayanan ke suku Auye dan Moi lancar dilakukan oleh Ya Berkat dan Mitra. Lalu mengapa harus diadakan lagi Mission Trip? Sebagaimana dengan semangat Visi dan Misi Amanat Agung oleh Ya Berkat maka semangat tersebut dimaksud dilestarikan kepada generasi berikut yang adalah Murid yang disiapkan. Selain itu , gejolak papua dimana ada rasa ketidaksukaan dan yang digerakkan untuk membenci pendatang maka dengan kegiatan ini diharapkan mereka terlebih khusus dari generasi anak dapat melihat Kasih Kristus yakni kepedulian terhadap mereka oleh orang-orang luar suku mereka. Dengan demikian pasti muncul rasa kebersamaan yang semakin kuat dan berdampak positif bagi Misi Pelayanan dan kehidupan bernegara.

B. TUJUAN

Menyiapkan generasi penerus misi ke tempat-tempat terpencil (Terabaikan)
Membangun rasa kebersamaan yang semakin kuat antara orang Papua (Auye + Moi) dan Non Papua
Maka pencapaian tujuan yang didapatkan tidak terukur melalui angka yang ditentukan tetapi terhadap tanggapan positif yang ditunjukkan oleh Masyarakat ketiga kampung tersebut. Meski target prioritas Mission Trip lebih kepada pembinaan anak-anak tetapi antusiasme juga ditunjukkan oleh pemuda dan dewasa.
Puji Tuhan, Tim dapat pergi pulang dengan selamat karena kemurahan Tuhan sematamata. Soli Deo Gloria.
C. 3 KAMPUNG MISION TRIP
1. Kampung Tanah Merah

Kampung yang berpenduduk sekitar 30 KK itu sudah menjadi bagian dari pelayanan YA BERKAT sejak berdinya Kampung itu. Mereka awalnya berasal dari Kampung Maniwo dan kampungkampung kecil lainnya yang bermukim di pegunungan Maniwo dan harus pindah ke pinggiran Sungai Poronai dan mendirikan kampung dengan nama Tanah merah. Suku mereka bernama Moi yang masih termasuk kerabat terdekat dari suku Auye. Ada logat Bahasa yang berbeda tetapi mereka dapat saling berkomunikasi dengan baik dan lancar. Pada umumnya Masyarakat suku Moi dapat menggunakan Bahasa Suku Auye dengan baik dan sebaliknya.
Di Tanah Merah sudah ada sebuah gereja yang cukup besar dibangun melalui dana dari pemerintah Pusat tetapi belum terpasang papan nama dari sebuah denominasi gereja. Namun Masyarakat setempat merasa memiliki seorang gembala yang Bernama Barto Ayapa. Bpk. Barto Ayapa adalah orang asli suku Moi yang beberapa tahun lalu sempat bersekolah di Makasar lalu Kembali memboyong seorang Perempuan Sulawesi yang telah dijadikan sebagai isterinya dalam pernikahan Gereja. Kini mereka memiliki dua orang putri. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga gembala ini. Ibu Alfrida (Isteri P Barto) adalah tenaga tutor dalam pengayoman kami untuk membina PAUD dan Paket di Tanah Merah. Kamipun oleh Masyarakat tanah merah sudah dianggap sebagai bagian dalam kehidupan mereka. Tim Mission Trip ke Tanah Merah dipimpin oleh Pdt. Sir John Bani, S.Th. dan pelayanan dilaksanakan sebagaimana yang disiapkan. Pergumulan khusus di Kampung Tanah Merah ialah ada 42 (Empat puluh dua ) orang anak yang seharusnya sudah dapat mengenyam Pendidikan selayaknya sebagaimana anak-anak di tempat lain tetapi belum adanya Sarana dan tutor regular membuat mereka belajar apa adanya dalam pengayoman Ibu Alfrida.
2. Kampung Taumi

Tim Mission Trip yang ke Kampung Taumi dipimpin oleh alumni STT Amanat Agung yang Bernama Aklines Oida bani, S.Th. Ada sekitar 60-an orang anak yang dibina oleh Tim dan suasana sukacita begitu terasa. Anak-anak lain belum dapat hadir karena kebiasaan Masyarakat dalam menghadapi Perayaan Natal ialah sebagian dari mereka pergi berburu juga dengan melibatkan anak-anak. Dua hari sebelum perayaan natal barulah mereka pulang ke Taumi untuk ikut merayakan Natal 25 Desember. Anakanak begitu akrab dengan Tim. Selain itu Masyarakat semuanya menunjukkan rasa persaudaraan dan sukacita bersama-sama melupakan perbedaan suku dan Bahasa.

Kampung Taumi yang mengalami beberapa kali banjir besar yang masuk kampung membuat Masyarakat mengalami ketakutan tinggal di Taumi. Apalagi jembatan sleng yang dibangun pemerintah telah ikut putus terbawa banjir. Tetapi dengan kehadiran tim dapat memberi mereka harapan terbarukan untuk tetap berdiam di kampung serta memajukannya agar menjadi tempat sebagai sentra Pelayanan bagi Auye.



SYUKUR PADA TUHAN KARENA PEMERINTAH TELAH MENYEDIAKAN GURU P3K DI SD TAUMI. KITA DOAKAN AGAR PARA GURU MENYADARI DAN BERTERIMA KASIH AKAN BERKAT YANG DIBERIKAN TUHAN SEHINGGA MEREKA DAPAT MENGABDI SUNGGUH-SUNGGUH DI KAMPUNG TAUMI.
2. Kampung Kurare Auye

Tim Mission Trip ke kampung Kurare dipimpin oleh alumni STT BMW Tangerang yang Bernama Damai Sejahtera Zebua, S.Th. Pada hari pertama keberangkatan yakni pada tanggal 16 Desember 2024, Perahu motor Tim Kurare mengalami gangguan akibat menabrak Kayu sehingga mereka harus berbalik Kembali ke Kota untuk memperbaiki mesin Perahu yang terganggu itu.

Besoknya mereka dapat Kembali menuju Kampung Kurare. Perjalanan mereka cukup melelahkan karena untuk mencapai ke tempat penjemputan perahu mereka berjalan kaki sekitar satu jam lalu beberapa jam menanti penjemputan perahu. Setelah di jemput mereka menyeberang Sungai Siriwo kemudian tiba di muara Sungai Kurare lalu berjalan kaki hampir sekitar tiga jam ke Kampung Kurare. Perjalanan yang cukup melelahkan tetapi puji Tuhan pada sore sebelum gelap mereka dapat tiba di Kampung Kurare. Malamnya, setelah menyiapkan diri mereka melanjutkan dengan pelayanan perdana. Hubungan harmonis yang sudah terikat dengan Masyarakat setempat membuat pelayanan dapat berjalan dengan baik.